Tugas Panggilan GMKI: Dulu, Kini dan Masa Mendatang (Di dunia Perguruan Tinggi)

Logo GMKIPara ahli membagi perkembangan umat manusia kedalam pembagian bidang yang dikuasai secara menyeluruh, yaitu :

  1.  Zaman Agraris (awal abad 19/20)
  2.  Zaman Teknologi (awal abad 20)
  3.  Zaman Informatika Teknologi (awal abad 21)

Menurut catatan sejarah terbentuknya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sebagai kelanjutan dari organisasi sebelumnya (CSV op Java) pada awal abad 19 yaitu zaman Agraris.

1. Zaman Agraris

Pada era ini pola kehidupan masyarakat yang sebagian besar menyandarkan pada faktor alam ciptaan Tuhan. Maka pola kerja dan hubungan interaksi antar warga masyarakat dominan diwarnai semangat kebersamaan (Gemeinschaft).

Suasana kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara masih lebih sederhana, hubungan kekeluargaan masih kuat dan ciri kehidupan di semua wilayah masih harmonis dan saling tolong menolong. Sistem sosial budaya yang berkembang dan tumbuh pada kelompok masyarakat, gereja dan negara masih diwarnai semangat gotong royong. Pada masa ini pertumbuhan sumber daya manusia di bidang pendidikan sangat tinggi, warga masyarakat memiliki kesempatan yang mudah dalam mengenyam pendidikan, bahkan pada kesempatan dengan kriteria tertentu banyak warga masyarakat yang mendapatkan beasiswa. Program beasiswa diberikan oleh negara maupun oleh Gereja-gereja yang mendapatkan dana kolektif dan bantuan asing berkat jalinan kerjasama gereja-gereja. GMKI sebagai Ormas Kemahasiswaan tumbuh dan hidup dan berkembang bersama gereja, masyarakat dan Perguruan Tinggi secara ideal, Tri Panggilan GMKI yaitu Tinggi Iman, Ilmu & Pengabdiannya.

2. Zaman Teknologi & Ilmu Pengetahuan

Pada periode ini kesempatan mengembangkan Sumber Daya Manusia di bidang Iptek cukup tinggi dan dapat dikatakan merata, walaupun orientasi pendidikannya ke negara Eropa dan USA sebagian juga ada ke Uni Sovyet. Dampak dari orientasi pendidikan inilah yang membuat sistem pembangunan nasional menjadi hampir serupa dengan dunia Eropa dan USA yang lebih mengedepankan modal (Kapitalisme) dibandingkan padat karya. Kehidupan dunia PT dan warga masyarakat secara bertahap ikut terkontaminasi dengan kriteria /ukuran keberhasilan setiap tahap pembangunan.

Pada masa ini orientasi pembangunan SDM diukur kepada nilai-nilai material berupa jenjang pendidikan dan uang yang diperolehnya secara rutin bagi kehidupannya. Berdasarkan hal tersebut maka pendidikan nasional mulai dari tingkat dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi pun terimbas pada ukuran-ukuran kuantitatif (materi) berupa ijazah dan penghargaan bentuk uang. Maka dampaknya terhadap orientasi pembinaan kader-kader GMKI di seluruh tingkatan berpengaruh sangat besar sehingga sasaran pembinaan kader ke arah tripanji (Tinggi Iman, Ilmu dan Tinggi Pengabdian) menjadi sebatas wacana, tidak aplikatif. Dalam situasi dan suasana yang demikianlah terjadi awal degradasi militansi terhadap tuntutan Tri Panji tersebut akibat tekanan eksternal secara massive.

3. Zaman Informatika Teknologi

Perkembangan selanjutnya kitamenghadapi kemajuan informatika, dimana kehidupan masyarakat dan PT saat ini mengalami banyak perubahan dalam pengelolaan kehidupan di semua sektor. Penggunaan teknologi informatika membuat suasana pendidikan kader GMKI mengalami revisi strategi.

Sementara menghadapi perubahan yang terjadi, GMKI mengalami penurunan vitalitas yang cukup tinggi, sehingga untuk saat ini proses pendidikan kader mengalami masalah yang cukup serius. Kehidupan organisasi juga dimulai kurang kondusiv melakukan kaderisasi secara kontinue dan konsisten, sehingga kualitas kader-kader yang berkecimpung di dunia pendidikan tidak memiliki kualifikasi karakter yang kuat seperti karakter/pribadi yang terus menerus menggapai tripanji Tinggi Iman, Ilmu dan Tinggi Pengabdian. Krisis inilah yang dihadapi pada periode terakhir ini yang bagi GMKI merupakan tantangan terberat.

STRATEGI PENGUATAN GMKI

  1. Perlu redefinisi letak dan keberadaan Struktur Organisasi GMKI tingkat Pusat.
  2. Mengkaji dan meneliti ulang “Roh hubungan GMKI dengan Gereja” yang selama ini menyebutkan bahwa GMKI adalah anak kandung Gereja.
  3. Menempatkan struktur organisasi pada basis-basis pelayanan di semua medan pelayanan berdasarkan idealisme dan tantangan yang dihadapi.

Jakarta, April 2010

Tinggalkan komentar